Untuk total kebutuhan bahan baku susu tercatat 3,2
juta ton per tahun, sedangkan pasokan dari peternak hanya 690.000 ton yang
dihasilkan oleh sekitar 597.135 ekor sapi perah. Persentase
impor bahan baku industry susu kini mencapai 80 persen per tahun. Berdasarkan
data setiap tahun Indonesia rutin melakukan importasi susu sebesar US$ 700 juta
atau sekitar Rp 6,65 triliun. Saat ini kontribusi susu lokal hanya 25% atau
sebesar 1.800 ton. Saat ini pun kita masih impor susu sebesar 75% dari
kebutuhan nasional atau US$ 700 juta tiap tahun. Untuk produk Susu harus
memenuh syarat-syarat kesehatan dan kebersihan, karena susu merupakan media
yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Susu juga mudah rusak bila penanganannya
kurang baik sehingga mempunyai masa simpan yang relatif singkat. Untuk
menangani kelebihan produksi susu, langkah yang paling tepat adalah dengan
mengawetkan susu untuk memperpanjang masa simpan melalui proses pengolahan.
Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam industri susu nasional. Diperlukan
peran pemerintah untuk meningkatkan pasokan bahan baku susu nasional dengan
menggalakkan program ternak sapi. Sebagai salah satu contoh dalam pengembangan
Gabungan Kelompok Ternak Makmur Agro Satwa yang berlokasi Desa Sukamekar
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi. Dalam membina Gapoknak ini Pimpinan
Gapoknak MAS Sentot Joko Priyono mengatakan bahwa semua prestasi yang diraihnya
tersebut merupakan keberhasilan tim yang mau bersama-sama bekerja keras dalam mencerdaskan
anak bangsa. Gapoknak MAS yang berdiri sejak Januari 2008, berhasil mencetuskan
berbagai program unggulan. Dukungan dari Pemda Sukabumi dan Pemerintah Pusat
dalam pembinaan terhadap Gapoknak ini. Adapun
Program dari Gapoktan Makmur Agro Satwa yaitu Gerimis MANDIRI (gerakan
mengkonsumsi susu bagi anak usia sekolah secara mandiri).
Bekerjasama dengan karang taruna, kelompok wanita usaha, kelompok pemuda dan
PKK, program ini menghimbau agar sekolah menyelenggarakan minum susu minimal 1(satu) kali dalam seminggu. Dimana program ini bergerak
tanpa ada intervensi dari pemerintah baik
dari sisi teknis maupun pembiayaan. Gerimis
Peri (gerakan
mengkonsumsi susu di lingkungan pegawai negeri). Bekerjasama dengan PKK utuk menghimbau keluarga pegawai negeri untuk mengkonsumsi
susu murni dan olahannya minimal 1 liter dalam seminggu. Gerimis Pesta (gerakan mengkonsumsi susu di
kalangan pegawai swasta). Bekerjasama
dengan PKK. Gerimis
Kawin (gerakan
mengkonsumsi susu di lingkungan karyawan industri). Bekerjasama dengan SPSI atau kelembagaan buruh yang ada
di masing-masing lokasi industri untuk mewajibkan para karyawan atau buruh
mengkonsumsi susu dan produk olahanya yang dibiayai oleh manajemen industri
yang bersangkutan dalam rangka peningkatan kesehatan karyawan.
Adapun kebutuhan bahan baku susu segar dalam
negeri (SSDN) untuk susu olahan dalam negeri saat ini sekitar 3,3juta ton per
tahun, dengan pasokan bahan baku susu segar dalam negeri 690 ribu ton per tahun
(21 persen) dan sisanya sesebsar 2,61 juta ton (79 persen) masih harus diimpor
dalam bentuk skim milk powder,
anhydrous milk fat, dan butter milk
powder dari berbagai Negara seperti Australia, New Zealand, Amerika Serikat,
dan UniEropa. Menurut data Dewan Persusuan Nasional tahun 2013 ini persentase susu
segar untuk memasok kebutuhan nasional diyakini menurun dibandingkan tahun
2012. Prooduksi susu segar di tahaun 2013 diperkirakan turun sekitar 10 -15
persen. strategi pengembangan yang seyogyanya segera dilaksanakan adalah
berkaitan dengan upaya peningkatan keunggulan daya saing agribisnis susu segar
tersebut.
Proses pengolahan susu bertujuan untuk memperoleh
susu yang beraneka ragam, berkualitas tinggi, berkadar gizi tinggi, tahan
simpan, mempermudah pemasaran dan transportasi, sekaligus meningkatkan nilai
tukar dan daya guna bahan mentahnya. Proses pengolahan susu selalu berkembang
sejalan dengan berkembangnya ilmu di bidang tekologi pangan. otensi sumberdaya alam Indonesia yang besar bagi
pengembangan agribisnis persusuan, adalah ironis jika sebagian besar dari
kebutuhan susu Indonesia masih harus diimpor. Dengan demikian, pemerintah dan stakeholder
lainnya perlu berupaya keras meningkatkan pangsa pasar (market share)
para pelaku pasar domestik dalam agribisnis persusuan Indonesia.
(Source: Berbagai Sumber media terkait, data DPN, data F. Hero K. Purba).
No comments:
Post a Comment