Pada prinsipnya setiap usaha memang memiliki resiko, namun apakah resiko itu dapat dideteksi lebih dini ataukah dapat muncul secara tiba-tiba, dan jika resiko itu memang harus terjadi apakah besarnya resiko tersebut dapat mempengaruhi usaha yang sedang dijalankan.Adapun beberapa tahapan menganalisa resiko dalam pengendalian usaha yaitu: Tahapan Pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan konteks, konteks disini adalah berupa tujuan perusahaan atau biasa yang disebut dengan visi dan misi perusahaan. Setelah itu tetapkan kriteria untuk mengidentifikasi resiko.Tahapan Kedua adalah mengidentifikasi resiko pada usaha anda.Tahapan Ketiga adalah menganalisa resiko yang telah kita identifikasi sebelumnya untuk menentukan tingkat pengendalian kita terhadap resiko-resiko tersebut dengan mempertimbangkan tingkat kemungkinan dan konsekuensinya terhadap tingkat resiko. Tahapan Keempat adalah mengevaluasi resiko dengan membandingkan terhadap kriteria yang telah kita tentukan sebelumnya, dan setelah itu susun prioritas resiko yang akan kita selesaikan jika resiko itu terjadi. Tahapan kelima adalah jika pada langkah keempat hasil evaluasi resikonya tidak dapat diterima maka kita dapat melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Identifikasi evaluasi kembali opsi-opsi penanganan yang akan kita pilih. 2. Siapkan rencana penanganan. 3. Implementasikan rencana. Tahapan Keenam adalah jika langkah keempat dan kelima sudah dapat diterima, maka kita tinggal memonitor dan menelaahnya saja. (Berbagai sumber terkait, data diolah Frans Hero K. Purba).
Dengan besarnya risiko yang dapat muncul dalam sistem persediaan, perusahaan-perusahaan berusaha merancang pengendalian internal yang efektif di dalam sistem persediaannya.Pengendalian internal yang tercipta dalam perusahaan sangat penting bagi perusahaan yang laporan keuangannya harus diaudit oleh akuntan publik, pengendalian internal ini selain dapat mempengaruhi keandalan informasi juga akan mempengaruhi luasnya lingkup pengujian yang akan dilakukan oleh akuntan publik khususnya pengujian substantif yang sangat tergantung pada pengendalian internal yang didesain dan diterapkan oleh klien. Selain itu sistem pengendalian internal yang efektif akan sangat mempengaruhi risiko pengendalian yang ditetapkan oleh auditor dalam mengaudit laporan keuangan klien dan banyaknya bukti yang harus dikumpulkan serta prosedur pengujian substantif atas saldo persediaan klien. Pengendalian risiko mempunyai cakupan yang lebih luas dari manajemen risiko. Manajemen risiko sering didefinisikan sebagai hedging atau menetralisasikan risiko keuangan yang dihasilkan dari satu atau suatu seri transaksi. Dalam tulisan ini, pengendalian risiko merupakan keseluruhan proses kebijakan , prosedur dan sistem yang dibutuhkan oleh suatu institusi untuk mengelola secara prudent semua risiko yang dihasilkan dari transaksi-transaksi keuangan, dan untuk meyakini bahwa semua itu berada dalam batas ‘risk appetite’ yang sudah ditetapkan. Untuk menghindari pertentangan kepentingan, pengendalian risiko harus dipisahkan dan harus cukup independen dari unit bisnis yang melaksanakan transaksi keuangan perusahaan (unit terakhir ini lazimnya bertanggung jawab dalam pelaksanan hedging risiko yang dihasilkan dari perdagangan yang mereka lakukan). Dalam hal ini dengan memperhatikan resiko pengendalian internal perusahaan dengan berbagai aspek sesuai dengan prosedur yang ditetapkan perusahaan.
Dengan besarnya risiko yang dapat muncul dalam sistem persediaan, perusahaan-perusahaan berusaha merancang pengendalian internal yang efektif di dalam sistem persediaannya.Pengendalian internal yang tercipta dalam perusahaan sangat penting bagi perusahaan yang laporan keuangannya harus diaudit oleh akuntan publik, pengendalian internal ini selain dapat mempengaruhi keandalan informasi juga akan mempengaruhi luasnya lingkup pengujian yang akan dilakukan oleh akuntan publik khususnya pengujian substantif yang sangat tergantung pada pengendalian internal yang didesain dan diterapkan oleh klien. Selain itu sistem pengendalian internal yang efektif akan sangat mempengaruhi risiko pengendalian yang ditetapkan oleh auditor dalam mengaudit laporan keuangan klien dan banyaknya bukti yang harus dikumpulkan serta prosedur pengujian substantif atas saldo persediaan klien. Pengendalian risiko mempunyai cakupan yang lebih luas dari manajemen risiko. Manajemen risiko sering didefinisikan sebagai hedging atau menetralisasikan risiko keuangan yang dihasilkan dari satu atau suatu seri transaksi. Dalam tulisan ini, pengendalian risiko merupakan keseluruhan proses kebijakan , prosedur dan sistem yang dibutuhkan oleh suatu institusi untuk mengelola secara prudent semua risiko yang dihasilkan dari transaksi-transaksi keuangan, dan untuk meyakini bahwa semua itu berada dalam batas ‘risk appetite’ yang sudah ditetapkan. Untuk menghindari pertentangan kepentingan, pengendalian risiko harus dipisahkan dan harus cukup independen dari unit bisnis yang melaksanakan transaksi keuangan perusahaan (unit terakhir ini lazimnya bertanggung jawab dalam pelaksanan hedging risiko yang dihasilkan dari perdagangan yang mereka lakukan). Dalam hal ini dengan memperhatikan resiko pengendalian internal perusahaan dengan berbagai aspek sesuai dengan prosedur yang ditetapkan perusahaan.
In principle, every business does have risks, but whether this risk can be detected earlier or can appear suddenly, and if this risk had to happen if the amount of risk that may affect the business being analyzed dijalankan.Adapun several stages in the control of business risk namely: First Phase to be done is to set the context, the context here is a common goal or a company called the company's vision and mission. After that set of criteria to identify resiko.Tahapan Second is to identify risks to the business anda. Third Stage is to analyze the risks we have identified previously to determine the level of our control against these risks by considering the possibility and consequences of the level of risk. Fourth stage is to evaluate the risk by comparing the criteria we set before, and then stacking priority risks will we accomplish if the risk occurs. The fifth stage is the fourth step if the risk evaluation is not acceptable then we can do these things as follows: 1. Identification of re-evaluation of treatment options which will we choose. 2. Prepare a treatment plan. 3. Implement the plan. Sixth stage is if the fourth and fifth steps are acceptable, then we live monitor and examine it. With the amount of risk that can arise in the supply system, companies are trying to design an effective internal control within the system created by internal persediaannya.Pengendalian the company is very important to the company financial report must be audited by public accountants, internal controls are in addition may affect the reliability information will also affect the extent of the scope of testing to be conducted by public accountants in particular substantive test is highly dependent on the internal control designed and implemented by the client. Besides the internal control system will greatly affect the effective control of risk determined by the auditors in the audit client's financial statements and the amount of evidence that must be collected and substantive testing procedures for client inventory balances. Risk control has a broader scope of risk management. Risk management is often defined as hedging or neutralize financial risks resulting from one or a series of transactions. In this paper, an overall risk control policy processes, procedures and systems needed by an institution to manage in a prudent all risks resulting from financial transactions, and to believe that it is in the limit 'risk appetite' is already defined. To avoid conflicts of interest, risk control should be separated and must be sufficiently independent from the business units that implement the company's financial transactions (the last unit is typically responsible for the conduct of hedging risks resulting from trade that they do). In this case with respect to internal control risk in various aspects in accordance with established company procedures.
No comments:
Post a Comment