Wednesday, November 18, 2009

Tantangan dalam Berwirausaha / Enterprenuership dengan Pengembagan Riset

Dalam jiwa seorang wirausaha / enterpreneurships proses awal dengan suatu aksioma yaitu adanya tantangan untuk usaha yang lebih baik dari innováis ataupun kreatifitasnya. Dari tantangan timbul gagasan, kemauan, dan dorongan untuk berinisiatif yang tidak lain adalah berfikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga tantangan awal tadi teratasi dan terpecahkan. Semua tantangan memiliki resiko yaitu kemungkinan berhasil atau tidak berhasil. Kewirausahaan dapat mengambil berbagai bentuk dan dapat didefinisikan dalam banyak cara, fokus pada kewirausahaan seperti yang terjadi dalam ukuran kecil dan menengah (UKM) karena kedua sering ditemukan terkait erat. Sebagai catatan Wennekers dan Thurik: 'Kecil perusahaan kendaraan kewirausahaan tumbuh subur di mana '(1999:29). UKM adalah penting khusus untuk negara-negara transisi untuk sejumlah alasan. Pertama, mereka mampu memberikan manfaat ekonomi melampaui batas individu perusahaan dalam dari segi eksperimen, belajar dan kemampuan beradaptasi. Karakteristik ini secara khusus penting dalam perekonomian mengalami transformasi radikal seperti telah terjadi disebelumnya perencanaan pusat negara. Kedua, di sebagian besar negara-negara transisi, sektor UKMini sebagian besar diabaikan dan bahkan didiskriminasi pada awal periode transisi dengan penekanan pada privatisasi cepat perusahaan skala besar dan bukan pengembangan sektor UKM.

Apabila kita lihat berdasarkan teori dan sejarah perkembangan kewirausahaan dalam perkembangannya, sejak awal abad 20, kewirausahaan sudah diperkenalkan di beberapa negara, seperti Belanda dengan istilah “ondenemer”, dan Jerman dengan istilah “unternehmer”. Di negara-negara tersebut, kewirausahaan memiliki tugas yang sangat banyak antara lain adalah tugas dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisatoris dan komersial, penyediaan modal, penerimaan dan penanganan tenaga kerja, pembelian, penjualan, pemasangan iklan dan sebagainya. Pada tahun 1950-an, pendidikan kewirausahaan mulai dirintis di beberapa negara seperti di Eropa, Amerika dan Canada. Sejak tahun 1970-an
banyak universitas /perguruan tinggi yang mengajarkan “entrepeneurship” atau “small business management” atau “new venture management”. Menurut Holt (1992) merupakan para ahli ekonomi Perancis, Inggris, dan Austria menulis dengan penuh antusias tentang entrepreneur atau wirausaha sebagai "change agents" dari ekonomi yang progresif. Fenomena ini perlu ditangkap sebagai salah satu peluang membangun ekonomi Indonesia yang berbasis wirausaha. Hal ini genting karena wirausaha biasanya merupakan usaha-usaha skala kecil yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar. Dengan demikian berhasilnya usaha-usaha kecil ini dalam menjalankan usahanya, disamping akan meningkatkan kemajuan ekonomi sekaligus akan mampu memperkecil jumlah pengangguran. Untuk Itu usaha-usaha kecil yang sudah tumbuh perlu dicarikan jalan keluar agar mempunyai pengetahuan yang memadai ketika menjalankan usahanya. Sebab menurut penelitian Dun & Bradstreet (dalam Holt, 1992) kegagalan pengusaha-pengusaha kecil ini 52% disebabkan karena masalah manajemen, dan 92% diantaranya adalah karena ketidakmampuan manajer mengelola dengan baik usahanya.
Seorang wirausahawan / Entrepreneur mengetahui berbagai fungsi yang terkait dalam mengelola suatu perusahaan/organisasi, seperti fungsi manajemen, keuangan, pemasaran, produksi, operasi, sumberdaya manusia, organisasi dan kelembagaan. Wirausahawan adalah seorang yang berorientasi prestasi dan meyakini bahwa mereka menguasai kemampuan sendiri. Dalam hal ini tentunya melakukan suatu strategi baru dalam menciptakan peluang baik itu produk baru ataupun usaha yang akan dijalankan. Dan tetap komitmen untuk pencapaian pada target yang diharapkan.
(Berbagai sumber terkait, data diolah: Frans Hero K. Purba)

In the spirit of a self-employed / enterpreneurships beginning the process with an axiom that is the challenge for a better effort than innováis or creativity. Challenges arising from ideas, wishes, and encouragement for the initiative which is none other than the creative thinking and innovative action, so the initial challenge had been overcome and solved. All the challenges have an increased risk of the possibility of successful or unsuccessful. Entrepreneurship can take many forms and can be defined in many ways, a focus on entrepreneurship as happens in small and medium size enterprises (SMEs) because the two are often found closely related. For the record Wennekers and Thurik: 'Small firms thriving entrepreneurial vehicles in which' (1999:29). SMEs are especially important for countries in transition for a number of reasons. First, they able to provide economic benefits beyond the individual companies in terms of experimentation, learning and adaptability. These characteristics are especially important in the economy experienced a radical transformation has occurred disebelumnya state central planning. Second, in most transition countries, the SME sector This largely ignored and even discriminated against in the early period of transition with an emphasis on rapid privatization of large-scale company and not the development of SME sector. When we see based on theory and historical development of entrepreneurship in development, since the early 20th century, entrepreneurship has been introduced in some countries, such as the Netherlands with the term "ondenemer", and Germany with the term "unternehmer". In these countries, entrepreneurship has so many duties include duties in taking decisions related to technical leadership, organizational and commercial leadership, the provision of capital, revenue and workforce management, purchasing, sales, advertising and so on. In the 1950s, began pioneered entrepreneurship education in some countries like in Europe, America and Canada. Since the 1970s many universities / colleges that teach "entrepreneurship" or "small business management" or "new-venture management". According to Holt (1992) is a French economists, England, and Austria to write with enthusiasm about the entrepreneur or entrepreneurs as "change agents" of a progressive economy. This phenomenon needs to be perceived as one of Indonesia's economic opportunities to build entrepreneurial based. This is crucial because the entrepreneur is usually an attempt small-scale business that can provide employment in large enough quantities. Thus the success of small businesses are in business, in addition will enhance the economic progress and will be able to minimize the number of unemployed. For That small businesses that have grown to look for a way out in order to have sufficient knowledge when it conducts business. Because according to a Dun & Bradstreet (in Holt, 1992) the failure of small businesses is 52% due to management problems, and 92% are due to the inability of managers to manage their business well. An entrepreneur / Entrepreneur knows the various functions involved in managing a company / organization, such as management functions, finance, marketing, production, operations, human resources, organizational and institutional. Entrepreneur is an achievement-oriented and believe that they control their own abilities. In this course, doing a new strategy in creating a good chance that new products or businesses to be run. And remain committed to achieving the expected target. (Various sources of relevant data)

No comments: