Jika kita berfikir peluang apa yang kira-kira dapat mendatangkan peluang bisnis dari sampah. Hal ini tentunya sudah terpikir dari dahulu, bahwa samapah dapat diproses menjadi hal yang berguna dan jika sampah telagh banyak tertimbun akan menyebabkan banjir, karena selokan dan lubang-lubang parit tersumbat. Banyak solusi yang telah diprogramkan oleh pemerintah dan beberapa pelaku usaha untuk penanggulangan sampah ini, tetapi kesadaran dari masyrakat apakah peduli atau tidak ini menjadi pertanyaan besar. Jikalau Program Makes Business From Dispose/ Sampah, akan lebih menarik lagi program-program Corporate Social Responsibility yang dicanangkan beberapa perusahaan lebih digiatkan lagi untuk concern ke sampah ini. Sampah menjadi masalah yang krusial bagi daerah perkotaan, pedesaan dan sebagainya yang dalam penanganannya. Namun siapa sangka, sampah yang begitu banyak bisa menjadi bisnis yang menguntungkan dan memiliki prospek bisnis. Sampah plastik selama ini benar-benar hanya dilihat sebagai sampah semata. Hampir-hampir tidak ada yang bisa melihat sisi positif pada sampah plastik, bahkan pemulung pun enggan mengumpulkannya. Padahal sejatinya, sampah plastik ini bisa didaur ulang menjadi bahan baku pembuatan plastik. Permintaan terhadap bahan baku ini pun sangat besar sehingga pabrik pembuatan plastik sering kehabisan stok bahan baku.Belum lagi kalau dilihat dari sisi penyerapan tenaga kerjanya. Dalam bisnis ini banyak pihak yang bisa terlibat di dalamnya. Misalnya pemulung, penampung, bandar sampah plastik bekas, maupun pemasok ke perusahaan daur ulang sampah plastik. Di dalam perusahaan/pabrik daur ulang sampah plastik sendiri banyak menampung tenaga kerja dari mulai: tenaga sortir plastik, tenaga giling, tukang pres, tukang jemur, tenaga pengepakan/packing sampai staf administrasi dan keuangan, mereka semua mendapatkan upah yang cukup lumayan dan memadai untuk menunjang kebutuhan hidup sehari-hari. Contohnya di Beberapa daerah penggunaan sampah plastik mendatangkan peluang kerja dan menghasilkan banyak uang selain itu program inipun didukung oleh pemerintah
Daur Ulang Limbah Kertas, bahan-bahan yang bisa di gunakan ada dua jenis yaitu dari limbah kertas dan tanaman hasil pertanian atau tanaman-tanaman non produktif seperti alang-alang dan batang pohon pisang. Limbah-limbah ini ternyata dapat kita manfaatkan atau kita olah menjadi barang yang memiliki nilai komoditi tinggi seperti tempat tissu, kotak perhiasan, tas wanita, dan aneka kerajinan tangan lainnya. Untuk membuat kerajinan tangan ini, pertama-tama yang harus dilakukan adalah kertas limbah tadi di potong kecil-kecil kemudian direndam di dalam air kurang lebih satu hari, kemudian setelah lunak diblender sampai menjadi bubur kertas. Setelah semua menjadi bubur, proses selanjutnya adalah dicetak dengan menggunakan alat cetak dari kawat kasa yang telah terpasang pada sebuah spanram dengan ukuran kurang lebih 21,5 cm x 33 cm. Batang pisang juga dapat di olah menjadi kertas, pertama-tama batang pisang dipotong kecil-kecil lalu di jemur di bawah terik matahari hingga kering. Setelah kering proses berikutnya adalah merebusnya sampai lunak, lalu di buat bubur (pulp) dengan cara di blender. Baru kemudian dicetak menjadi lembaran-lembaran kertas. Proses terakhir adalah membentuk suatu kerajinan tangan dari kertas daur ulang tersebut dan untuk memperindah tampilan dikombinasikan dengan aneka pernak-pernik atau bahan rempah-rempah seperti kayu manis, lada, ketumbar dll. Rempah-rempah dan pernak-pernik tersebut disusun sedemikian rupa sehingga terbentuk sebuah hiasan yang menarik dan unik, dan terbentuk satu kesatuan yang artistik.
Umumnya untuk sampah plastik yang sangat berguna bila didaur ulang, dan terbagi menjadi 2 kelompok plastik daur ulang, yaitu: kelompok film grade dan non-film grade seperti sampah plastik lembaran kemasan makanan (kantong gula, tepung, dan lain-lain), kantong belanja (kresek), kantong sampah, pembungkus tekstil, tas, garmen, pembungkus rokok, pembungkus baju/kaos, karung plastik, dan lain-lain. Untuk non-film grade ada botol air mineral, juice, saos, minyak goreng, kosmetik, shampoo, oli, tutup botol, krat botol, ember, mainan, tong sampah, container, pipa PVC, kabel listrik, selang air, plastik gelombang, dan lain-lain.
Semua pabrik plastik daur ulang (recycling) membutuhkan plastik-plastik bekas (sampah plastik) baik dari kelompok film grade (plastik daun) maupun dari non-film grade. Plastik-plastik tersebut sebagai bahan utama/campuran untuk diproses daur ulang menjadi biji/pellet plastik, sehingga dikenal dengan nama biji/pellet plastik daur ulang. Hal ini hanya untuk membedakan dengan biji plastik original (asli). Karena biji plastik asli sebagian besar masih impor, sehingga harganya cukup mahal (tergantung dolar dan harga minyak dunia). Maka biji/pellet plastik daur ulang dapat menjadi suatu alternatif, dengan harga yang sangat kompetitif. Sukses mengolah sampah menjadi peluang bisa menjadikan inspirasi bagi kita untuk mengelola bisnis sampah. (Berbagai sumber terkait, data diolah: Frans Hero K. Purba).
Daur Ulang Limbah Kertas, bahan-bahan yang bisa di gunakan ada dua jenis yaitu dari limbah kertas dan tanaman hasil pertanian atau tanaman-tanaman non produktif seperti alang-alang dan batang pohon pisang. Limbah-limbah ini ternyata dapat kita manfaatkan atau kita olah menjadi barang yang memiliki nilai komoditi tinggi seperti tempat tissu, kotak perhiasan, tas wanita, dan aneka kerajinan tangan lainnya. Untuk membuat kerajinan tangan ini, pertama-tama yang harus dilakukan adalah kertas limbah tadi di potong kecil-kecil kemudian direndam di dalam air kurang lebih satu hari, kemudian setelah lunak diblender sampai menjadi bubur kertas. Setelah semua menjadi bubur, proses selanjutnya adalah dicetak dengan menggunakan alat cetak dari kawat kasa yang telah terpasang pada sebuah spanram dengan ukuran kurang lebih 21,5 cm x 33 cm. Batang pisang juga dapat di olah menjadi kertas, pertama-tama batang pisang dipotong kecil-kecil lalu di jemur di bawah terik matahari hingga kering. Setelah kering proses berikutnya adalah merebusnya sampai lunak, lalu di buat bubur (pulp) dengan cara di blender. Baru kemudian dicetak menjadi lembaran-lembaran kertas. Proses terakhir adalah membentuk suatu kerajinan tangan dari kertas daur ulang tersebut dan untuk memperindah tampilan dikombinasikan dengan aneka pernak-pernik atau bahan rempah-rempah seperti kayu manis, lada, ketumbar dll. Rempah-rempah dan pernak-pernik tersebut disusun sedemikian rupa sehingga terbentuk sebuah hiasan yang menarik dan unik, dan terbentuk satu kesatuan yang artistik.
Umumnya untuk sampah plastik yang sangat berguna bila didaur ulang, dan terbagi menjadi 2 kelompok plastik daur ulang, yaitu: kelompok film grade dan non-film grade seperti sampah plastik lembaran kemasan makanan (kantong gula, tepung, dan lain-lain), kantong belanja (kresek), kantong sampah, pembungkus tekstil, tas, garmen, pembungkus rokok, pembungkus baju/kaos, karung plastik, dan lain-lain. Untuk non-film grade ada botol air mineral, juice, saos, minyak goreng, kosmetik, shampoo, oli, tutup botol, krat botol, ember, mainan, tong sampah, container, pipa PVC, kabel listrik, selang air, plastik gelombang, dan lain-lain.
Semua pabrik plastik daur ulang (recycling) membutuhkan plastik-plastik bekas (sampah plastik) baik dari kelompok film grade (plastik daun) maupun dari non-film grade. Plastik-plastik tersebut sebagai bahan utama/campuran untuk diproses daur ulang menjadi biji/pellet plastik, sehingga dikenal dengan nama biji/pellet plastik daur ulang. Hal ini hanya untuk membedakan dengan biji plastik original (asli). Karena biji plastik asli sebagian besar masih impor, sehingga harganya cukup mahal (tergantung dolar dan harga minyak dunia). Maka biji/pellet plastik daur ulang dapat menjadi suatu alternatif, dengan harga yang sangat kompetitif. Sukses mengolah sampah menjadi peluang bisa menjadikan inspirasi bagi kita untuk mengelola bisnis sampah. (Berbagai sumber terkait, data diolah: Frans Hero K. Purba).
1 comment:
jumlah sampah non organik yang setiap hari ber ton ton di produksi oleh masyarakat perkotaan khususnya jakarta dapat dikelola menjadi mata pencaharian alternatif dengan mengembangkannya secara tepat.
Post a Comment