Tuesday, August 18, 2009

Bisnis Produk Organik VS Natural Dalam Memperluas Usaha Agribsisnis

Sehat itu mahal, kata kunci inilah yang membuat para pelaku usaha agribisnis baik tanaman sayuran maupun buah-buahan. Sekarang kita harus dapat membedakan kata kunci ini antara organik dan natural. Seperti contoh apakah Buah Merah (Pandanus conoideus) (http://www.buahmerahonline.com/ ) asal Papua dikatakan Organik atau Natural. Dimana buah merah (Pandanus conoideus) atau yang dikenal luas di Wamena dengan nama tawi / sauk ekendi adalah tanaman aslia Papua yang tumbuh di dataran rendah (40 m dpl) sampai dataran tinggi (2.000 m dpl). Namun populasi terbanyak terdapat di dataran dengan ketinggian 1.200 hingga 2.000 m dpl. Buah merah biasa tumbuh bergerombol dalam satu area, jarang tumbuh menyendiri. Buah merah tumbuh di daerah dengan suhu di bawah 17 derajat Celcius dengan curah hujan rata-rata 186 mm per bulan dan jumlah penyinaran matahari 57% dan tekanan udara rata-rata 896 mb. Tanaman Buah Merah termasuk tanaman keluarga pandan-pandanan dgn pohon menyerupai pandan. Tentunya dengan kondisi alam yang ada tumbuh dengan sendirinya itu dikatakan natural dan proses alam. Sedangkan untuk produk sayuran dan buah-buahan maupun padi organik tentunya bebas dari pestisida dan menggunakan pupuk buatan dari kompos ataupun kotoran hewan, daun-daun kering dsbnya.
Produk organik memberi nilai kesehatan bagi konsumennya karena tidak beracun. Melalui proses yang ramah lingkungan atau organis, produk organik tidak mengandung pestisida yang beracun. Apabila budidaya sudah menjadi pilihan bisnis, mengusahakannya di lahan baru yang sebelumnya belum dengan sistem organik, pebisnis harus mempersiapkan kesabaran di awal budidaya. Pasalnya untuk membuat lahan benar-benar menjadi lahan organik setidaknya dibutuhkan waktu dan juga biaya cukup tinggi. Tapi untuk selanjutnya pebisnis sudah bisa memetik hasil. Karena menggunakan bahan-bahan organik, alami, biaya produksi seharusnya lebih kecil ketimbang bertani secara non organik. Salah satu syarat keberhasilan bagi petani sayuran organik, tak hanya konsentrasi di budidaya, tapi juga mengetahui jalur distribusi pemasaran produk setelah dipanen. Pelaku agribisnis hanya ingin mengambil bisnis sebagai pemasok? Persiapan menjalin kerjasama secara langsung dengan petani sayuran organik, dan juga tempat-tempat dimana produk bisa dipasok seperti restoran, rumah sakit dan lainnya akan sangat membantu. Didalam memilih produk organik dalam memenuhi kebutuhan pangannya, ibu dua orang anak ini pun sepakat mendapatkan produk yang sehat bagi kesehatan tubuh, lebih tinggi nutrisi, lebih renyah, manis, bebas residu pestisida, ramah lingkungan, bernilai sosial budaya karena menghargai hasil petani lokal bersama kearifan lokalnya, serta ekonomi. Dengan pola tanam yang ramah lingkungan juga bermanfaat dalam keseimbangan lingkungan hidup di sekitarnya. Dan pada saat sekarang ini pelaku usaha organik semakin banyak diminati oleh masyarakat. Produk-produk pertanian organik yang permintaannya sedang tinggi adalah sayuran, beras, buah-buahan, rempah-rempah, kopi, dan teh. Tingginya permintaan produk-produk itu, terutama dari kota besar, umumnya dari pasar modern atau pasar swalayan. Sekarang untuk komoditi agribisnis yaitu beras, sayuran, buah-buahan, rempah-rempah, kopi, dan teh, di mana semakin banyak pelaku usaha menampung sekaligus memasarkan. Sedang disusun pula, berbagai divisi yang menangani produk pertanian organik lainnya, mulai subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Jadi yang menjadi pertanyaan dimindset kita apakah Natutal = Organic, sebenarnya pendefinisian itu harus jelas dan detail dijabarkan. Yang terpenting adalah apabila keduanya terhindar dari penggunaan bahan-bahan anorganik; seperti pestisida dan lain sebagainya. Prospek bisnis ini merupakan peluang untuk bisnis ke depan, karena masyarakat semakin aware untuk memperhatikan kesehatannya. (Berbagai sumber terkait, data diolah oleh Frans Hero K. Purba)

No comments: