Thursday, December 17, 2009

Peluang Pasar Menembus Pasar Rusia bagi Komoditi Agribisnis Indonesia

Peningkatan hubungan kerjasama antara Indonesia – Rusia, hal ini sudah terlihat berdasarkan Deklarasi mengenai dasar hubungan persahabatan dan kemitraan diantara Rusia dan Indonesia dalam abad XXI. Untuk Komoditi asal Indonesia yang banyak diekspor ke Rusia umumnya merupakan bahan baku seperti minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO), kayu, dan hasil-hasil perkebunan. Sementara mata dagangan Rusia yang dibawa ke Indonesia adalah perangkat teknologi komunikasi dan bahan kimia untuk keperluan industri. Sementara perkembangan pada tahun 2008 Nilai ekspor Indonesia ke Rusia pada periode 2008 mencapai 1,4 miliar dolar AS atau Rp14 triliun. Pada tahun 2008 total ekspor komoditas pertanian Indonesia ke Rusia mencapai nilai 105,4 juta USD yang sebagian besar didominasi oleh komoditas perkebunan seperti CPO, teh, kopi, tembakau, karet. Sementara total impor Indonesia dari Rusia di tahun yang sama mencapai 23,064 juta USD yang didominasi oleh komoditas gandum dan gula. Ekspor utama Indonesia adalah produk-produk pertanian yang pada 2006 berjumlah US$ 272,5 Juta dan cenderung meningkat. Sebaliknya impor Indonesia dari Rusia pada 2002 nilainya US$151,3 Juta. Pada 2003 impor Indonesia menurun menjadi US$ 99,8 Juta, kemudian meningkat pada 2004, Impor Rusia dari Indonesia pada Mei 2004 nilainya US$ 16,6 Juta dan pada bulan April nilainya US $ 15,9 juta. Dibandingkan nilai impor bulan Mei 2004 dengan nilai impor bulan April 2004, maka nilai impor Rusia dari Indonesia naik sebesar US $ 0,7 juta juta atau 4,4 %. dan 2005, yakni US$223,4 juta dan US$ 431, 5 Juta, pada 2006 menjadi US$ 416 Juta. Beberapa komoditi Indonesia yang diimpor Rusia tahun 2004 dengan nilai diatas US $ 0,5 juta dan pangsanya terhadap pasar Rusia.

Mayoritas penduduk Rusia berpenghasilan kurang dari US$100, sehingga mereka memiliki pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun berbeda jauh dengan penghasilan penduduk Moskow dan St. Petersburg yang penghasilnnya di atas US$500. Saat ini Rusia mempunyai ekonomi terbesar dibandingkan negara-negara yang bergabung dalam organisasi tersebut. Beberapa bulan belakangan, harga pangan dunia yang semakin tinggi menyebabkan peningkatan inflasi di Rusia dengan peningkatan harga mencapai 14,3 persen dalam 12 bulan terakhir. Jika kita melihat berdasarkan data ekspor-impor bahwa peluang pasar produk agribisnis Indonesia tersebut masih sangat potensial. (Sources: KBRI Rusia, other resources materials, data diolah Frans Hero K. Purba)

No comments: