Kualitas dan keberhasilan suatu bisnis ditentukan bagaimana strategi konsepsional dan penerapannya serta kinerja team work. Jika kita cenderung ingin melakukan perubahan yang berarti kita harus melihat perencanaan dan konsep yang matang sebelum terjun di medan bisnis. Dalam hal ini ada beberapa metode yang perlu kita analisa sebagai dasar penguatan dalam perjuangan usaha. Untuk pembasasan dalam Metode balanced scorecard versi lengkap pertama kali muncul dalam bentuk buku pada tahun 1996, berjudul “The Balanced Scorecard : Translating Strategy into Action” ditulis oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Pada buku ini sudah diulas secara lengkap hubungan sebab-akibat (cause-effect relationships), penyusunan insiatif stratejik (strategic initiatives), customer value proposition, serta konsep lead dan lag. Lagi, banyak pengamat memberi label “balanced scorecard generasi kedua” untuk buku ini. Setelah 14 tahun sejak pemunculannya yang pertama, bagaimana perkembangan metode balanced scorecard ? Pada tahun 2006, ditandai dengan pemunculan buku Robert S. Kaplan dan David P. Norton yang terbaru, yang berjudul “Alignment : Using the Balanced Scorecard to Create the Corporate Synergies”. Ini adalah buku mereka yang keempat. Buku kedua dan ketiga masing-masing adalah “Strategy-Focused Organization” (2001), serta “Strategy Maps”, (2004). Setiap buku tersebut selalu mengulas perkembangan teranyar tentang metode balanced scorecard. Khusus untuk buku ketiga yaitu “Strategy Maps”, banyak pengamat memberikan label “balanced scorecard generasi ketiga”, dengan memberikan penekanan kepada evaluasi kesiapan (readiness assessment) serta membangun keselarasan (alignment) antara strategi dengan aset tak berwujud (intangible assets), yaitu human capital, information capital, serta organization capital.
Dalam metode balanced scorecard ini mendapatkan banyak sambutan, baik di kalangan praktisi, maupun akademisi bisnis dan manajemen. Pada perjalanannya, berbagai akademisi dan praktisi mengembangkan balanced scorecard sehingga menjadi lebih kaya. Bisa dikatakan, balanced scorecard mengalami perkembangan pesat, baik secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal, balanced scorecard berkembang mulai dari tingkat korporat, sampai dengan tingkat individu (personal scorecard). Salah satu tokoh yang giat mengembangkan hal ini adalah Hubert K. Rampersad yang mengusung konsep total performance scorecard, yaitu merupakan perpaduan yang cantik antara balanced scorecard tingkat korporat dan organisasi, balanced scorecard tingkat individu, manajemen berbasis kompetensi, serta total quality management.
Profesor Kim, adalah salah seorang ahli manajemen strategi. Blue Ocean Strategy merupakan buku pertamanya yang langsung laris manis diserap pasar di pelbagai penjuru dunia. Dipersiapkan tidak secara khusus, melainkan lewat kumpulan tulisan yang dibuatnya bersama Renee Mauborgne selama 15 tahun, Blue Ocean Strategy menggambarkan pergeseran paradigma dalam aksi strategis.
Sementara itu untuk pandangan Blue Ocean strategi adalah untuk mengilustrasikan pandangannya, Profesor W. Chan Kim dan Mauborgne membagi dunia strategi bisnis dalam dua samudra: red ocean dan blue ocean. Dalam red ocean, perusahaan fokus pada pertarungan di lanskap kompetisi yang sudah ada. Perusahaan saling bertempur hingga berdarah-darah. “It’s bloody. Red”, kata Kim. Cara yang cerdas untuk menghadapi situasi ini, ia menjelaskan, adalah melompat ke blue ocean. Samudra biru adalah area baru yang diciptakan dengan kreativitas dan imajinasi. Di blue ocean inilah perusahaan menciptakan aturan main sendiri, menciptakan pasar sendiri dan membuat kompetisi berikut kompetitor yang baku hantam menjadi tidak lagi relevan.
Dan kemudian jika kita menelah konsep Six Sigma, Six sigma dimulai oleh Motorola di era tahun 1980-an oleh salah seorang engineer bernama Bill Smith atas dukungan penuh dari CEO Bob galvin. Hal ini dilatarbelakangi oleh hilangnya market Motorola karena perbedaan kualitas dibandingkan dengan perusahaan Jepang. Pada tahun 1981 Motorola menghadapi tantangan tersebut dengan mengevaluasi kualitasnya hingga 5 kali dalam 5 tahun namun tetap saja tidak berhasil. Kemudian Motorola menggunakan statistical tools yang dipadukan dengan ilmu manajemen financial metrics yaitu Return on Investment (ROI) sebagai salah satu alat ukur (metrics) dari quality improvement process. Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Dr. Mikel Harry dan Richard Schroeder secara lebih mendalam sehingga metode ini mendapat sambutan luas dari jajaran manajement Motorola dan perusahaan-perusahaan lain.
Perusahaan selain Motorola yang juga mengembangkan six sigma salah satunya yakni General electric (GE). Pada tahun 1995, GE menggulirkan six sigma disegala aspek bisnisnya guna menghadapi tantangan kualitas sebagai perusahaan kelas dunia. GE memperbaharui prosesnya seperti produktivitas, Inventory Return namun improvement tersebut tertunda karena adanya defect diprosesnya. Kemudian dikalangan GE muncul suatu pemikiran bahwa World Class Quality adalah suatu hal yang menantang sehingga di GE six sigma menjadi sebuah trend terlebih setelah mendapat dukungan penuh dari CEO Jack Welch. Hal inilah yang membuat perusahaan-perusahaan lain ingin mengetahui lebih jauh tentang six sigma dan mencoba mengimplementasikan metode ini ditempat kerjanya masing-masing.
Kemudian akan muncul sebuah opini, siapakah penemu ataupun penggagas sig sigma pertama kali? Apakah Motorola? Hal inilah yang menarik untuk dibicarakan. Perlu diketahui bahwa konsep dasar six sigma sebenarnya diambil dari Total Quality Management (TQM) dan Statistical Process Control (SPC). Kedua konsep ini sudah lama dikembangkan oleh para ahli quality seperti Dr. Kaoru Ishikawa, Shewhart, Crossby, dll. Jadi ditinjau dari segi waktu dapat dikatakan bahwa six sigma merupakan hasil pengembangan dari quality improvement semenjak tahun 1940-an. Tapi yang jelas, bagi kita adalah seperti apapun metode yang terpenting adalah menerapkannya secara disiplin, berkesinambungan dan konsisten sehingga dapat menghasilkan suatu perbaikan improvement). Konsep Dasar Six SigmaSecara umum ada 2 buah konsep dasar dari six sigma, yaitu :Six sigma sebagai suatu aktivitas; Pada penjelasan sebelumnya telah disebutkan bahwa six sigma dapat diartikan sebagai suatu proses yang mempunyai defect opportunity atau kemungkinan cacat sebanyak 3,4 buah dalam satu juta produk atau jasa (DPPM). Untuk mencapai “target” angka tersebut maka ada beberapa rangkain aktivitas six sigma yang perlu dilakukan, misalnya : a. Memahami dan mendefinsikan suatu proses design, manufacturing dan service secara jelas.b. Aplikasi untuk six sigma statistic tools dan proses. c. Mengidentifikasikan faktor penyebab defect. d. Analisa dan improvement (perbaikan). e. Melalui penurunan defect ratio akan meningkatkan yield dan total kepuasan pelanggan.f. Management innovation tool memberikan kontribusi terhadap management out put
Manfaat dan keunggulan-keunggulan six sigma: 1. Menurunkan Cost of loss, perbaikan kualitas dan service produk serta kepuasan konsumen. 2. Dapat mengurangi secondary process [rework] dan claim.3. Membuat keputusan berdasarkan data dan tidak hanya berdasar praduga saja.4. Dapat diterapkan disegala bidang baik bidang Industri maupun bidang financial.5. Fokus terhadap 3P (Product, Process, People).Tidak hanya produk dan service saja, tapi juga proses dan kualitas sumber daya manusia dapat mencapai tujuan melalui pengukuran sigma level.6. Sangat berdampak terhadap investasi.7. Berdampak terhadap biaya.8. Pengolahan data sangat mudah dengan menggunakan statistik.Melalui analisa data eksperimen hal yang samar menjadi jelas. Tidak berdasarkan praduga dan pengalaman karena dibantu dengan statistic Software (Minitab). (sources Blue Ocean Strategi by: for. Chan, Six Balance Score Card by: Robert S. Kaplan dan David P. Norton.,Six Sigma By. Atricle Bill Smith and other resources material, data process by Frans hero K. Purba)
Dalam strategi bisnis yang akan dilakukan bagaimana konsep dasar dari ketiga teori tersebut dapat diadaptasi dalam lingkup lingkungan usahanya dengan mempertimbangkan keberadaan suatu perusahaan. Jika kita pernah mengetahui, mengetahui atau bahkan membaca buku dan teori mengenai Blue Ocean Strategy dari W Chan Kim dan Renee Mauborgnedan beberapa teori dari Balance Score Card dan Six Sigma tersebut. Intinya adalah mengenai bagaimana menciptakan ruang pasar tanpa pesaing dan membuat suatu persaingan menjadi tidak relevan. Pesaing pasar dengan konsep kinerja dan perbaikan yang lebih baik lagi dari sisi SDM dan perencanaan kerja ke mutakhiran kerja.
No comments:
Post a Comment