Dalam persaingan produk tentunya memerlukan daya saing untuk dapat diminati oleh para konsumen. Sebagai contoh untuk produk telephone selullar dan provider yang disediakan. Tak asing lagi kita lihat perkembangan provider dari telephone sellular terutama di Indonesia, seperti dengan munculnya produk Blackberry yang pendirinya Mike Lazaridis, yang berhasil memberikan suatu inovasi teknologi produk untuk access IT dan gaya hidup social untuk jaringan provider Facebook, Yahoo, Google dan sebagainya dalam telephone sellular. Dan persaingan juga bagi produk-produk telephone celluar seperti NEXIAN dengan fasilitas lengkap sama seperti Blackberry dan provider yang berbeda tentu access berbeda karena menawarkan dengan harga murah. Untuk hal ini apabila kita menganalisa terapan dalam ilmu strategi manajemen untuk kompetisi persaingan bisnis global kita dapat melihat suatu konsep, antara lain dikenal konsep generic strategy (Michael Porter), dan collaboration strategy (Rasabeth Kanter). Pertanyaan muncul, apakah konsep strategi ini dapat dilakukan di berbagai jenis usaha Produk /jasa dan manufaktur.
Menurut Michael Porter, dalam tahun 1980, menawarkan kosep generic strategy untuk menciptakan dan mempertahankan competitive advantage perusahaan. Olehnya konsep ini ditelaah dari dua sudut pandang, yaitu eksternal untuk menentukan target pasar (focus); dan internal untuk menciptakan produk biaya murah (cost leadership) dan differensiasi produk. Ketatnya persaingan global, selain dengan menawarkan produk murah, memiliki diferensiasi atau dengan pasar terfokus, menuntut pengelola merumuskan strategi baru. Strategi yang dapat dilakukan antara lain dengan inovasi (barang dan jasa), meningkatkan kualitas produk, kemasan, pelayanan, harga, dan kerjasama dengan perusahaan lain, baik dalam skope lokal maupun lintas negara. (Sources: Dr. Ita Mariza, Michael Porter, Rosabeth Kanter, other sources material, data disusun dan diolah oleh Frans Hero K. Purba). Menurut Rosabeth M Kanter dalam karyanya yang berjudul: Collaborative Advantage: The Art of Alliances, menyebutkan ada 3 (tiga) persyaratan dan beberapa keuntungan yang diperoleh masing-masing perusahaan apabila mereka melakukan kerjasama (collaborative). Menurutnya, kerjasama antar perusahaan dapat di ilustrasikan seperti menjalin hubungan antar manusia, dimana masing-masing yang akan melakukan kerjasama harus memenuhi 3 kriteria, yaitu 1) self analysis (evaluasi diri); 2) chemistry (kesamaan visi dan misi); dan 3) compatibility (kecocokan). Untuk analisa produk telephone cellular dan provider Persaingan antara telepon seluler dapat meningkatkan penggunaan kartu prabayar, karena persaingan yang sehat akan menekan ketidak-efisiensi dan memberikan efisiensi pada operator, menciptakan inovási produk dan layanan dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan.
Manfaat yang diperoleh masyarakat dari persaingan operator seluler, antara lain : adanya tarif yang murah dan sekaligus pelanggan mengeluarkan biaya pulsa yang sedikit, mendapatkan layanan yang bagus, berkomunikasi cukup banyak dan berkomunikasi kapan saja. Manfaat yang lain diperoleh masyarakat perlu diperluas cakupannya, misalnya masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi yang dibutuhkan baik dari sisi tarif maupun layanan fitur-fitur yang perlu sosialisasi dengan memanfaatkan media massa yang lebih informatif, transparan dan mudah dipahami.Prospek pertumbuhan bisnis telephone celllar di Indonesia berkembang pesat seiring dengan trend dan perkembangan jaman. Inovasi dan Upaya- upaya yang dilakukan melalui berbagai inovasi terhadap produk, proses serta strategi pemasaran untuk wilayah Indonesia. Untuk itu beberapa perusahaan telephone cellular yang bekerja sama dengan providernya memiliki strategi khusus dimasyarakat konumennya agar tidak mengalami kebosanan pasar dan terus berkreasi dalam penciptaan produk serta mengantisipasi kondisi persaingan yang makin ketat di pasar telepon seluler.
No comments:
Post a Comment