Monday, September 14, 2009

Strategi Untuk Produk Usaha Kecil dan Menengah Dalam Daya Saing Pasar

Dalam pengembangan dann penerapan, teknologi berkembang mengikuti aspek nilai tambah, efisien, praktis, ekonomis, atau pertimbangan produktivitas terutama kalau hal ini dikaitkan dengan kegiatan usaha produksi atau industri.Dan pada saat ini bahwa pada UKM berada dalam suatu lingkungan yang kompleks dan dinamis. Ada beberapa hal yang menjadi kendala yakni, masalah Inti UKM: Keterbatasan akses pasar (mampu berproduksi tapi tidak mempunyai akses pasar), Kemudahan perizinan (Deregulasi Perizinan), Lemahnya sumber daya manusia (lemahnya SDM menyebabkan kualitas produksi rendah), Minimnya modal kerja yang mengakibatkan jumlah produksi yang terbatas.
Bagaimana mendorong perkembangan UKM ini di Indonesia? Tentu saja ini membutuhkan perubahan yang sangat revolusioner dalam lingkungan sosial ekonomi didalam masyrakat. Dengan adanya perubahan gaya hidup dari ketergantungan terhadap produk impor menjadi kebiasaan mengkonsumsi produk domestik. Ini akan mendorong konsumsi produk dalam negeri yang akan menstimulasi berkembangnya industri dalam negeri. Perubahan sikap dan kebijakan dari pemerintah didalam memandang UKM, bahwa UKM ini harus mendapat dukungan penuh. Industri UKM ini harus mendapat dukungan dalam mendapatkan input produksi yang lebih baik, teknologi yang tepat guna, teknik pemasaran yang efektif, dan pelayanan lain yang memungkinkan mereka memiliki kemampuan bersaing dengan industri besar, baik persaingan harga maupun kualitas.

Dari rangkaian berbagai kegiatan pemerintah telah banyak memberikan bantuan dan pengembangan dan hal ini perlu adanya terobosan baru menuju masa depan yang baik. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM Beberapa permasalahan masih akan dihadapi oleh koperasi dan UMKM dalam tahun 2007, baik yang bersifat internal maupun bersifat eksternal. Dari sisi internal, secara umum UMKM masih menghadapi rendahnya kualitas sumberdaya manusia seperti kurang terampilnya SDM dan kurangnya jiwa kewirausahaan, rendahnya penguasaan teknologi serta manajemen dan informasi pasar. Masalah SDM ini akan berdampak pada rendahnya tingkat produktivitas dan kualitas pengelolaan manajemen. Kemampuan UMKM yang berkembang saat ini belum cukup merata kepada seluruh UMKM, terutama karena terbatasnya jumlah dan kualitas dari lembaga pengembangan bisnis. Permasalahan eksternal UMKM yang masih akan dihadapi adalah seperti: (1) belum tuntasnya penanganan aspek legalitas badan usaha dan kelancaran prosedur perizinan, pelaksanaan persaingan usaha yang sehat, penataan lokasi usaha dan pelaksanaan otonomi daerah, khususnya kemajuan daerah melaksanakan pemberdayaan koperasi dan UMKM; (2) kecepatan pulihnya kondisi perekonomian secara makro akibat kenaikan BBM dan dan energi lainnya yang sangat berpengaruh kepada kegiatan produksi UMKM; (3) masih terbatasnya penyediaan produk jasa lembaga keuangan, khususnya kredit investasi; (4) terbatasnya ketersediaan dan kualitas jasa pengembangan usaha bagi UKM; dan (5) keterbatasan sumberdaya finansial untuk usaha mikro. Pemberdayaan usaha mikro utamanya diarahkan untuk mendukung penanggulangan kemiskinan dan peningkatan pendapatan masyarakat berpendapatan rendah, yaitu dengan: memperluas jangkauan dan kapasitas pelayanan lembaga keuangan mikro (LKM) baik pola pembiayaan konvensional maupun pola bagi hasil/syariah, termasuk dengan memberdayakan perempuan sebagai pengusaha mikro; meningkatkan kemampuan pengusaha mikro dalam aspek manajemen usaha dan teknis produksi; dan memfasilitasi pembinaan sentra-sentra produksi tradisional dan usaha ekonomi produktif lainnya di perdesaan dan daerah tertinggal. Diharapkan pengembangan strategi UKM dapat berkesinambungan untuk arah yang lebih baik. (sources, Data Kementerian Koperasi dan UKM, data article, other sources, data diolah oleh Frans Hero K. Purba)

No comments: