Thursday, October 15, 2009

Strategi Bisnis Negara China dalam Kancah Global

Terinspirasi dari kata Pepatah belajar sampai ke Negeri Cina / Tongkok, merupakan suatu inspirasi dengan melihat betapa berkembangnya perekonomian China dan tenaga SDM nya yang terlatih dan trampil. Persepsi orang Cina pada perdagangan adalah positif. Dunia dagang adalah dunia yang menjanjikan kesenangan, kemewahan, dan kebahagiaan. Dengan suatu konsep dimana para pedagang China / Tiongkok ”Pedagang yang jatuh akan merasa sakit, tetapi rasa sakit itulah yang membuatnya bangkit kembali. Berdagang dapat dijadikan sebagai hobi, tetapi bukan untuk mengisi waktu luang. Keuntungan yang diperoleh tidak dibelanjakan. Keuntungan tersebut digunakan untuk menambah modal kerja dan melakukan investasi. (sources: Rahasia Bisnis orang China, data berbagai sumber diolah oleh Frans Hero K. Purba)

Apabila dilihat berdasarkan data pada periode akhir 2009, China akan menggeser Jepang sebagai kekuatan ekonomi terbesar nomor dua dunia (Kompas, 28/7). Hal ini terjadi hanya dua tahun setelah China melampaui Jerman sebagai kekuatan ekonomi nomor tiga dunia. Tahun 2007, GDP (gross domestic product) China mencapai 3,5 triliun dollar AS dan Jerman 3,3 triliun dollar AS. Tahun 2008, GDP China melonjak ke 4,42 triliun dollar AS, mendekati GDP Jepang yang 4,68 triliun dollar AS. Dengan kemampuannya, ekonomi China tumbuh 7,5 persen, sementara pertumbuhan Jepang minus 6,0 persen (data Juli 2009), dipastikan China akan melampaui Jepang dalam total angka GDP tahun ini. Dengan perkembangan ekonomi, perusahaan Tiongkok juga mulai melangkah maju ke dunia. Sampai tahun 2005, investasi langsung perusahaan Tiongkok di luar negeri secara akumulatif tercatat 57,2 miliar dolar Amerika. Investasi Tiongkok kini tersebar di 163 negara dan daerah. Menurut statistik pihak AS, di antara 1,7 trilyun komoditas yang diimpor pada tahun 2007, 15% di antaranya berasal dari Tiongkok. Produk-produk Tiongkok yang bermutu tinggi tapi berharga rendah sangat memperbaiki kesejahteraan rakyat Amerika. Penasehat ekonomi untuk mantan Presiden Amerika Bill Clinton, Nyonya Tyson menunjukkan, sejak tahun 1997, sejalan dengan masuknya produk Tiongkok ke pasar Amerika, para konsumen AS tiap tahun dapat menghemat belanja sebanyak puluhan miliar dolar Amerika.
Bukan hanya Amerika Serikat yang mendapat manfaat dari manufaktur China /Tiongkok, rakyat di seluruh dunia, baik negara industri maupun negara-negara berkembang yang luas, semuanya mendapat manfaat dari perkembangan Tiongkok. Produk Tiongkok yang bermutu tinggi dengan harga yang rendah menghemat belanja negara-negara pengimpor, dan sangat meningkatkan kesejahteraan para konsumen negara terkait. Kini "Made in China" telah menjadi istilah yang paling banyak dilacak di internet, sehingga istilah itu dikenal setiap keluarga di dunia. Istilah-istilah lainnya yang berkaitan dengan "Made in China" sudah ramai diklaim sebagai nama situs web. Mengenai pengaruh perkembangan China terhadap konfigurasi ekonomi dunia, Wang Yusheng mengatakan: "Perkembangan ekonomi Tiongkok/ China (RRC) cukup representatif. Perkembangan itu pasti akan mengubah konfigurasi internasional. Pertama, mengubah perbandingan kekuatan internasional. Dahulu negara-negara berkembang hanya mengambil proporsi yang relatif rendah dalam sistem ekonomi internasional, kemudian proporsi itu meningkat menjadi 39%, sekarang angka itu sudah mencapai 49%, dan mendekati 50%. Kedua, pasti akan mempercepat perkembangan multipolarisasi." Perkembangan dengan laju pertumbuhan 9% ke atas rata-rata tiap tahun selama 30 tahun yang lalu, GDP Tiongkok sudah meningkat dari tidak sampai 400 miliar yuan pada tahun 1978 menjadi 24 trilyun yuan renminbi sekarang, menempati urutan ke-4 di dunia, setelah AS, Jepang dan Jerman. Tahun 1978, cadangan devisa Tiongkok hanya tercatat 167 juta dolar Amerika. Terhitung sampai September tahun 2008, cadangan devisa Tiongkok sudah melampaui 1,9 trilyun dolar, menempati peringkat pertama di dunia.

No comments: