Tuesday, October 13, 2009

Tantangan Pengembangan Inovasi Strategy Product dalam Perusahaan

Pengembangan produk baru merupakan kegiatan yang beresiko tinggi, dikarenakan kegiatan ini melibatkan investasi yang sangat besar, baik dari aspek uang, sumber daya lainnya, maupun waktu. Hal ini harus memiliki strategy khusus untuk dapat bersaing dipasar pada awalnya, dan jika sudah menguasai pasar berdasarkan riset, maka sangatlah mungkin bersaing dan terjun dalam arena pemasarannya. Kategori dalam produk baru, berdasarkan ‘kebaruan’nya (newness) (Booz, Allen, dan Hamilton (dalam Hiam dan Schewe, 1994; Kotler, et al., 1996; Stanton, et al., 1994)): 1.Produk-produk yang benar-benar baru (baru bagi dunia). Dalam hal ini, produk baru sebagai hasil dari inovasi yang menciptakan pasar baru. 2.Lini produk baru. Produk baru yang memungkinkan perusahaan untuk memasuki pasar yang sebelumnya telah ada untuk pertama kali. 3.Tambahan pada lini produk yang sudah ada. Produk baru yang melengkapi lini produk yang sudah ada (misalnya: ukuran kemasan baru, rasa yang berbeda, dan lain-lain). 4.Penyempurnaan sebagai revisi terhadap produk yang sudah ada. Dilakukan dengan cara: menambah ciri-ciri atau model baru, mengubah persyaratan/kebutuhan pemrosesan, mengubah kandungan/unsur-unsur produk. 5.Repositioning. Produk yang sudah ada dijual pada pasar atau segmen pasar yang baru. 6.Pengurangan biaya. Produk baru yang menghasilkan unjuk kerja yang sama pada tingkat biaya yang lebih rendah. Menurut Tjiptono (2001 : 174) ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu perusahaan harus selalu meninjau kembali strategi penetapan harga produk-produknya yang sudah ada di pasar, diantaranya adalah : 1. Adanya perubahan dalam lingkungan pasar, misalnya pesaing besar menurunkan harga. 2. Adanya pergeseran permintaan, misalnya terjadinya perubahan selera konsumen. Dalam melakukan peninjauan kembali penetapan harga yang telah dilakukan, perusahaan mempunyai tiga alternatif strategi, yaitu: 1. Mempertahankan Harga, strategi ini dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan posisi dalam pasar dan untuk meningkatkan citra yang baik di masyarakat. 2. Menurunkan Harga, Strategi ini sulit untuk dilaksanakan karena perusahaan harus memiliki kemampuan finansial yang besar, sementara konsekuensi yang harus ditanggung, perusahaan menerima margin laba dengan tingkat yang kecil. Ada tiga alasan atau penyebab perusahaan harus menurunkan harga produk yang sudah mapan. a. Strategi Defensif, dimana perusahaan memotong harga guna menghadapi persaingan yang makin ketat. b. Strategi Ofensif, di mana perusahaan mempunyai tujuan untuk memenangkan persaingan dengan produk kompetiter. c. Respon terhadap kebutuhan pelanggan yang disebabkan oleh perusahaan lingkungan. Misalnya inflasi yang berkelanjutan Dan adanya kenaikan harga yang makin melonjak yang menyebabkan konsumen makin selektif dalam berbelanja dan dalam penentuan harga. 3. Menaikan Harga, suatu perusahaan melakukan kebijakan menaikan harga dengan tujuan untuk mempertahankan profitabilitas dalam periode inflasi dan untuk melakukan segmentasi pasar tertentu. Agar strategi ini dapat memberikan hasil yang memuaskan, ada dua persyaratan yang harus dilakukan oleh perusahaan, antara lain :a. Elastisitas harga relatif rendah, namun elastisitas tetap tinggi bila berkaitan dengan kualitas dan distribusi. b. Dorongan (reinforcement) dari unsur bauran pemasaran lainnya tetap menunjang.

Untuk mengurangi resiko terjadinya kegagalan diperlukan konsep produk baru yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen serta dapat bersaing dengan merek-merek lain di pasar. Konsep produk baru ini dapat dikembangkan dengan memperhatikan gap yang ada dalam peta persaingan. Peta persaingan yang paling tepat pengembangan produk adalah peta persaingan yang dapat dibuat berdasarkan persepsi konsumen.

No comments: