Thursday, October 29, 2009

Strategi Penilaian Investasi Untuk Mengurangi Resiko

Sebagai investor selalu ingin untung begitu juga investor terhadap perusahaan asuransi, dalam hal ini konsep resiko tetap menjadi hal yang terpenting, sebab semakin tinggi resiko suatu investasi maka semakin tinggi tingkat keuntungan yang diminta oleh pemilik modal. Sebelumnya kita ingat kembali tentang apa itu resiko, yaitu kemungkinan penyimpangan nilai riil dari nilai yang diharapkan. Salah satu Metode untuk memasukan faktor resiko adalah dengan melakukan penyesuaian terhadap aliran kas. Kita memaklumi bahwa net cash flow masa yang akan datang merupakan tidak pasti sifatnya, karena kita anggap sama sesuatu yang tidak pasti dengan yang pasti maka suatu yang pasti akan lebih kecil dari pada yang tidak pasti. Cukup diyakini bahwa penjualan besok akan sebesar X unit, kalau kita menafsirkan penjualan 5 tahun yang akan datang, siapa yang berani meramalkan secara pasti? Dalam statistik ini ditunjukkan dari deviasi standart yang makin besar jika makin jauh ke depan.

Terutama dalam Resiko kredit adalah resiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para langganan. Oleh karena itu banyak perusahaan yang berusaha mengurangi resiko kredit dengan memperhatikan “C” sebelum memberikan persetujuan kredit. Character, kemungkinan dari para pelanggan secara jujur berusaha memenuhi kewajibannya. Capacity, pendapat subjektif mengenai kemampuan pelanggan. Ini diukur dari record tahun sebelumnya, atau dengan observasi fisik pada pabrik dan toko pelanggan. High Risk high Return, no Risk no Return!. Ini adalah prinsip utama dalam manajemen keuangan. Penelitian empiris yang didasarkan telaah teoritis (Jensen, Ferson) mengungkapkan bahwa pada umumnya investasi pada reksadana, investor ingin mendapatkan ekses return atau hasil lebih di atas tingkat bunga bebas risiko. Di Indonesia tingkat bunga bebas risiko umumnya diukur dengan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Suatu kewajaran bahwa ekspektasi return reksadana, tidak hanya sekadar lebih suku bunga SBI, mengingat bahwa risiko investasinya lebih besar dari investasi pada SBI. Ekses return yang diharapkan pada umumnya merupakan fungsi dari ekses return pasar, ekses return dari hasil dividen maupun ekses return dari bunga deposito.
Ada beberapa kategori resiko dalam berinvestasi yang perlu Anda ketahui dan pahami: Kategori Resiko Personal. Kategori resiko ini berkaitan langsung dengan personal investor tersebut. Resiko ini biasanya dapat dikontrol oleh si investor dibanding resiko lainnya. Adapun resiko yang termasuk dalam kategori ini adalah resiko Waktu dan resiko Penggunaan. Resiko Waktu ialah resiko membeli jaminan yang benar pada waktu yang salah. Hal ini sama dengan menjual jaminan yang benar pada waktu yang salah. Resiko Penggunaan ialah resiko kehilangan uang ketika memegang suatu jaminan. Selama waktu menahan, pasar mungkin turun, inflasi mungkin memburuk, atau perusahaan bangkrut. Semuanya ini dapat terjadi kapan saja ketika Anda sedang melakukan suatu investasi haru penuh kehatian-hatian dan pertimbangan serta memilih investasi yang tepat. (Berbagai sumber terkait, data diolah Frans Hero K. Purba)

No comments: